Sebagian besar orang pasti sudah pernah mendengar tentang burung hantu, burung dengan sambungan kata yang seram. Dinamakan burung hantu karena hewan ini aktif di malam hari atau biasa disebut hewan nokturnal dan memiliki muka yang menyeramkan dengan mata yang bulat besar menghadap depan tidak ke samping seperti burung pada umumnya.
Burung hantu ini merupakan hewan karnivora (Pemakan daging) dan buas. Salah satu keistimewaannya adalah bisa memutar lehernya hingga 270 derajat alias hampir satu putaran penuh, hal ini membuatnya bisa melihat ke belakang tanpa harus berbalik badan. Dengan Kemampuan ini, burung hantu bisa melihat musuh atau mangsa tanpa menggerakan badannya. Selain itu, kepak sayap burung hantu hampir tak bersuara, beda dengan burung jenis lain.
Banyak yang bertanya kapan burung hantu itu tidur? Seperti dijelaskan diatas, burung hntu termasuk jenis hewan noktural yang akan beraktivitas pada malam hari, sehingga pada siang hari mereka akan tidur disarangnya. Burung hantu tidur dengan cara berdiri diatas kedua kakinya atau duduk seperti mengeram. Menurut IFL Science, burung hantu yang sudah dewasa dapat tidur dengan duduk karena tubuh mereka sepenuhnya berkembang. Sedangkan burung hantu yang masih bayi akan tidur dengan cara berbaring telungkup. Bayi burung hantu tidak bisa berdiri karena belum mampu menopang badannya, dan karena kepala bayi burung hantu sangat besar, tidak pilihan selain berbaring telungkup ketika mereka ingin menutup mata.
Karena sifatnya buas dan sering memangsa tikus, Burung hantu menjadi sangat bermanfaat bagi petani karena Burung Hantu akan mengurangi populasi tikus yang menjadi musuh petani. Burung hantu atau Tyto Alba merupakan predator alami di lahan pertanian petani selain ular. Memburu burung hantu akan mengakibatkan populasi tikus menjadi tidka terkendali, sehingga potensi gagal panen menjadi tinggi. Jadi alangkah bijaknya jika keberadaan burung hantu ini dijaga dengan cara tidak berburu atau menembaknya