Mengenal strain dan jenis ayam petelur di Indonesia perlu Anda ketahui supaya keunggulan dan kelemahan setiap strain tersebut bisa terlihat. Setiap strain memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang perlu Anda pertimbangkan dalam proses pemilihan strain yang tepat.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti kondisi lingkungan, nutrisi, manajemen dan genetik juga harus Anda perhatikan dalam upaya meningkatkan produktivitas ayam petelur di Indonesia.

Strain Ayam Petelur di Indonesia
Mengenal Strain dan Jenis Ayam Petelur agar bisa memilih yang cocok untuk iklim dan kondisi di kandang setempat. Strain ayam petelur di Indonesia terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Strain Lohmann Brown
Strain Lohmann Brown merupakan salah satu strain ayam petelur yang paling banyak di Indonesia. Keunggulan dari strain ini adalah produktivitas yang tinggi dan kualitas telur yang baik.
Strain ini juga terkenal memiliki tingkat kematangan yang cepat sehingga dapat mulai menghasilkan telur pada usia yang relatif muda. Selain itu, strain ini juga memiliki sifat kecerdasan yang tinggi sehingga mudah dalam hal manajemen.
2. Strain ISA Brown
Perlu diketahui bahwa, jenis ayam dari strain ISA Brown adalah hasil persilangan dari ayam Rhode Island White dan Rhode Island Red. Strain ISA ini merupakan hasil riset dan pengembangan genetik oleh perusahaan Perancis, ISA. Keunggulan dari strain ini adalah produktivitas yang tinggi dan kualitas telur yang baik. Strain ini juga terkenal memiliki tingkat kematangan yang cepat sehingga dapat mulai menghasilkan telur pada usia yang relatif muda.
3. Strain Hy-Line Brown
Ayam petelur jenis Hyline Brown ini pertama kali tercipta di Amerika pada tahun 1972. Strain Hy-Line Brown adalah salah satu strain ayam petelur yang berada dibawah perusahaan Hy-Line International. Keunggulan dari strain ini adalah produktivitas yang tinggi dan kualitas telur yang baik. Strain ini juga terkenal memiliki sifat kecerdasan yang tinggi.
4. Strain Novogen
Ayam Petelur strain Novogen adalah salah satu dari jenis strain ayam petelur yang mulai berkembang di Indonesia. Dibandingkan dengan jenis ayam petelur lainnya, ayam petelur cokelat Novogen memiliki beberapa keunggulan seperti kecepatan pertumbuhan yang lebih cepa. Serta jumlah telur yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Hasil dari Random Sample Test (RST) yang dilakukan North Carolina State University (NCSU), Amerika Serikat pada 2018 menunjukan bahwa jenis ayam petelur cokelat Novogen menghasilkan jumlah telur yang lebih tinggi. Dengan jumlah rata-rata sekitar 295,7 telur per siklus pemeliharaan. Ini menunjukan bahwa jenis ayam petelur ini dapat menjadi pilihan yang tepat bagi para peternak ayam petelur.
5. Strain Lohmann Selected Leghorn (LSL)
Strain Lohmann Selected Leghorn (LSL) adalah salah satu strain ayam petelur hasil riset oleh perusahaan Lohmann Tierzucht. Keunggulan dari strain ini adalah produktivitas yang tinggi dan kualitas telur yang baik.
6. Strain Native
Strain Native merupakan strain asli dari Indonesia yang terkenal memiliki adaptabilitas yang baik terhadap lingkungan dan biaya produksi yang relatif rendah. Namun produktivitas dan kualitas telur produksi strain ini relatif lebih rendah daripada strain-strain lain yang sebelumnya.
Namun, strain ini masih peternak-peternak gunakan di daerah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses terhadap teknologi dan ketersediaan bibit unggul. Selain itu, strain ini juga terkenal memiliki sifat kekebalan tubuh yang cukup baik sehingga cenderung lebih tahan terhadap penyakit daripada strain-strain lain.
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Ayam Petelur
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas ayam petelur meliputi:
1. Umur
Ayam petelur yang lebih muda akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi daripada ayam yang lebih tua. Umur ayam yang optimal untuk produktivitas tertinggi biasanya antara 16-24 bulan.
2. Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan kebersihan lingkungan sangat berpengaruh terhadap produktivitas ayam petelur. Ayam yang tinggal dalam lingkungan yang nyaman dan bersih akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
3. Nutrisi
Ayam petelur memerlukan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan produktivitas. Beberapa nutrien penting yang ayam petelur butuhkan adalah protein, lemak, kalsium, fosfor, dan vitamin.
4. Genetik
Strain atau varietas ayam juga mempengaruhi produktivitas telur secara menyeluruh. Seperti penjelasan sebelumnya, strain Lohmann Brown, ISA Brown, Hy-Line Brown, dan LSL merupakan strain yang memiliki produktivitas tinggi daripada strain native.
Secara keseluruhan, strain ayam petelur yang ada di Indonesia memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pemilihan strain yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peternak akan menentukan kesuksesan dalam usaha peternakan ayam petelur.