BerandaAyamPenanganan Kotoran yang Benar di Peternakan Ayam Petelur

Penanganan Kotoran yang Benar di Peternakan Ayam Petelur

Date:

Artikel Terkait

Manfaat Telur Ayam Omega 3, Baik Untuk Semua Umur

Hampir semua orang Indonesia sudah pernah mencicipi telur. Namun...

Beternak Ayam Hias Pheasant Modal kecil, Bisa Kok!

Ternak ayam menjadi salah satu mode usaha yang dapat...

Cara Beternak Ayam Pheasant, Harus Full Senyum

Ada berbagai jenis ayam yang berkembang dan di kenal...

7 Cara Beternak Ayam Kampung Asli Modal Kecil

Ayam kampung adalah jenis ayam yang sangat populer di...

Mengenal Strain dan Jenis Ayam Petelur di Indonesia

Mengenal strain dan jenis ayam petelur di Indonesia perlu...
spot_imgspot_img

Cara penanganan feses yang baik di peternakan sangat penting untuk memastikan kesehatan hewan dan lingkungan, serta memanfaatkan feses sebagai sumber daya yang bermanfaat. Oleh sebab itu, untuk penerapan prosedur dari penanganan feses yang benar dan juga sesuai standar memang sangat Anda perlukan serta penanganan kotoran yang benar di peternakan ayam petelur harus benar benar serius.

Hal ini untuk bisa memastikan kalau feses telah Anda kelola dengan baik. Melalui penerapan prosedur penanganan feses yang baik, peternak dapat mengurangi risiko masalah kesehatan dan lingkungan, serta memanfaatkan feses sebagai bahan organik atau energi yang bermanfaat.

Kotoran Ayam Petelur Berpotensi Menimbulkan Lalat

Salah satu peternak di Banyumas, Ahmad Amri kepada tim Halo fauna mengatakan bahwa kotoran ayam adalah masalah krusial. Penanganan kotoran yang benar di peternakan ayam petelur tidak terlalu sulit. Jika tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan banyak persoalan. Persoalan bau serta pada akhirnya akan menjadikan populasi lalat meningkat.

Kotoran Ayam Petelur Berpotensi Menimbulkan Lalat
Feses yang tidak terkelola dengan baik akan menimbulkan efek buruk (Foto:Istimewa)

“Jika feses atau kotoran ini tidak terkelola dengan baik, biasanya akan menimbulkan bau dan lalat. Saat lalat sudah tidak dikendalikan akan berpengaruh terhadap lingkungan sosial kandang. Apalagi jika kandang berada tidak jauh dari lokasi pemukiman warga” Kata Amri peternak ayam dengan populasi 10.000 ekor.

Baca Juga:  Cara Menjaga Stamina Ayam Bangkok, Biar Makin Joss

Ia menambahkan, jika lalat dan bau sudah tidak bisa terkendali akan berpengaruh terhadap produksi telur juga. “Amoniak yang menyengat dan lalat yang tak terkendali juga akan menimbulkan masalah tersendiri bagi ayam. Lalat bisa menjadi vektor pembawa cacing atau penyakit lainnya. Amoniak berpeluang menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan” Imbuhnya.

Dan berikut kami rangkum beberapa cara penanganan feses atau kotoran agar tidak menimbulkan masalah terhadap ayam petelur maupun lingkungan sekitar.

Cara Penanganan Kotoran yang benar di Peternakan Ayam Petelur

Penanganan feses di peternakan yang baik meliputi beberapa hal, antara lain:

1. Koleksi Feses Secara Teratur dan Tepat Waktu

Koleksi feses secara teratur dan juga tepat waktu merupakan hal yang penting dalam hal penanganan feses yang baik di sebuah peternakan. Ini memastikan bahwa feses tidak menumpuk dan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan. Koleksi feses juga memudahkan pemisahan air dan padatan feses, sehingga lebih mudah untuk Anda olah dan dimanfaatkan.

2. Pemisahan Air dan Padatan Feses

Pemisahan air dan juga padatan feses akan membantu dalam hal mengurangi jumlah volume dari feses dan juga memperbaiki kualitas dari bahan organik. Hal ini bisa Anda lakukan dengan menggunakan kandang pembuangan atau sistem separasi.

Baca Juga:  Beternak Ayam Arab Untuk Pemula, Ini Cara Memulainya

Sehingga air dan padatan feses dapat Anda pisahkan dan diolah secara terpisah. Pemisahan air dan padatan feses juga memudahkan pemanfaatan feses sebagai sumber nutrisi atau energi.

3. Komposting Padatan Feses

Komposting adalah proses pengomposan bahan organik seperti feses. Padatan feses yang telah Anda pisahkan dari air dapat Anda kompostkan dengan menambahkan bahan komplemen seperti jerami, serbuk gergaji, atau limbah sayuran. 

Proses komposting memerlukan kondisi yang tepat seperti suhu, udara, dan kelembaban untuk mempercepat penguraian bahan organik dan memperbaiki kualitas kompos. Hasil dari proses komposting adalah kompos yang berkualitas tinggi yang dapat Anda gunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman.

4. Pemanfaatan Feses Sebagai Bahan Organik atau Energi

Pemanfaatan feses sebagai bahan organik atau energi merupakan cara efisien untuk memanfaatkan sisa produksi peternakan. Feses yang sudah Anda kompostkan dapat Anda gunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman atau sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. 

Pemanfaatan feses sebagai bahan organik atau energi juga dapat mengurangi jumlah sampah dan limbah yang Anda buang ke lingkungan, sehingga membantu menjaga kesehatan lingkungan.

5. Sanitasi yang Baik Selama Penanganan Feses

Sanitasi yang baik yang Anda lakukan selama penanganan feses itu sangat penting untuk bisa memastikan kesehatan hewan dan juga lingkungan. Alat dan peralatan yang Anda gunakan untuk menangani feses harus Anda bersihkan dan ddesinfeksi secara teratur. 

Petugas yang menangani feses harus menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker. Juga penting untuk memastikan bahwa air yang terkontaminasi feses tidak masuk ke sumber air bersih atau lingkungan sekitar.

Baca Juga:  Ayam White-faced Black Spanish si Ayam Badut, Ciri dan Harganya dipasaran

6. Perlakuan Air Limbah dari Pembuangan Feses

Perlakuan air limbah dari suatu pembuangan feses itu sangat penting untuk bisa memastikan kalau air yang telah terkontaminasi feses tidak akan menimbulkan masalah lingkungan dan juga kesehatan. 

Air limbah dari pembuangan feses harus Anda olah melalui sistem pengolahan air limbah seperti saringan, aerasi, dan pengendapan. Setelah diolah, air limbah dapat Anda gunakan sebagai air irigasi atau Anda buang ke lingkungan dengan memastikan bahwa kualitas air memenuhi standar lingkungan yang berlaku.

7. Monitoring Kualitas dan Kuantitas Feses Secara Berkala

Monitoring kualitas dan kuantitas feses secara berkala penting untuk memastikan bahwa penanganan feses berjalan dengan baik dan memenuhi standar lingkungan. Ini juga membantu dalam menentukan efisiensi dari sistem pengolahan feses dan membuat perbaikan yang diperlukan. Monitoring Anda lakukan dengan mengukur pH, konsentrasi bahan organik, dan jumlah padatan terlarut dalam air limbah yang berasal dari pembuangan feses.

Dengan melakukan beberapa hal seperti koleksi feses secara teratur, pemisahan air dan padatan feses, komposting, pemanfaatan feses sebagai bahan organik atau energi, sanitasi yang baik, perlakuan air limbah, dan monitoring kualitas dan kuantitas feses secara berkala, kita dapat memastikan bahwa penanganan kotoran yang benar di peternakan ayam petelur atau penanganan feses berjalan dengan efisien dan berkontribusi positif bagi lingkungan.

Terbaru

spot_img

TERPOPULER

Penyakit cacing pada ayam bangkok

Penyakit Cacing Pada Ayam Bangkok, Perlu Wasdapa?

Tidak hanya pada ayam petelur saja yang bisa terserang cacingan, Penyakit cacing pada ayam bangkok atau ayam laga juga sering terjadi. Infeksi cacing pada...

Sedihnya Hamster Romanian, si Imut Yang Terancam Punah

Hamster Romanian atau yang juga biasa disebut sebagai Hamster Dobrudja merupakan spesies hewan pengerat dari famili Cricetidae. Hamster jenis ini berkerabat dekat dengan Hamster Syria...
hidung kelinci lucu

Istimewa! Hidung Kelinci Selalu Bergerak Gerak Karena Ini

Berkat wajahnya yang imut dan bulunya yang lembut, kelinci memenangkan hati banyak keluarga. Kelinci kini telah menjadi hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. Hewan...
mengusir tikus dari rumah

Rumahmu Banyak Tikus? Usir Pakai Cara ini, Cespleng!

Tikus menjadi hewan pengganggu yang kerap berseliweran di rumah. Keberadaan tikus tentunya membuat rumahmu jadi terkesan lebih kotor dan kurang nyaman. Selain itu, tikus...

Ternak Kelinci, Pemula Wajib Tahu agar Tidak Rungkad!

Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi, dan cepat dalam berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok...